Prop2GO

We've something nice for you
Please wait...

Rupiah Anjlok Rp14.084/USD, Berdampak Buruk Bagi Sektor Properti

Rupiah Anjlok Rp14.084/USD, Berdampak Buruk Bagi Sektor Properti

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum bisa bangkit dari keterpurukan. Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh Rp14.084 per USD.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan, pelemahan rupiah tentunya akan berdampak buruk bagi sektor properti. Pasalnya semakin melemahnya nilai tukar rupiah, maka daya beli masyarakat akan turun.

"Rupiah melemah memang menjadi situasi yang sulit ya sebenarnya buat kita (REI). Karena semakin orang enggak mau beli properti kan," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat DPP REI.

https: img-o.okeinfo.net content 2018 05 09 470 1896465 rupiah-anjlok-rp14-084-usd-sektor-properti-kena-imbasnya-PIZ27SoWwk.jpg

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat daya beli masyarakat untuk membeli properti semakin lesuu ditengah pelemahan nilai tukar rupiah. Pertama adalah harga properti yang semakin melambung.

LIHAT JUGA : Ruko Siap Huni Eagle Business Center , neglasari,tangerang

Bagaimana tidak, harga properti juga otomatis akan terpengaruh. Khususnya properti dengan kelas atas atau high end. Karena mayoritas barang yang digunakan untuk pembangunan tersebut berasal dari impor.

"Kalau dolar semakin tinggi industri properti di sektor sektor tertentu yang kontennya impornya cukup tinggi menjadi sangat kesulitan. Lift misalnya itu yang pertama," jelasnya.

Sementara untuk rumah MBR, dirinya menyebut, tidak akan naik secara signifikan. Karena kebanyakan bahan baku yang digunakan merupakan konten lokal.

"Tapi secara logika seperti itu kecuali di sektor rumah rakyat enggak banyak pengaruh. Karena treatment pemerintahnya cukup kuat dan konten lokalnya banyak sekali," jelasnya.

Menurutnya daya beli properti juga disebabkan karena banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menaruh uangnya di sektor keuangan. Karena sektor keuangan lebih menarik ditengah penguatan nilai dolar.

"Yang kedua kalau misalnya properti dolar ini naik yang saat ini saja uang itu ditabung di bank dan di sektor riil didunia Maya itu masuknya ketabungan. Tetep di main kurs. Nah itu memang kita khawatir," ucapnya.

 

UNTUK HASIL PROPERTI LEBIH BANYAK KLIK DISINI 

  • Share