Prop2GO

We've something nice for you
Please wait...

Kolaborasi Perancis-China Hasilkan Bangunan Ramah Lingkungan

Kolaborasi Perancis-China Hasilkan Bangunan Ramah Lingkungan

Ketika Amerika Serikat terlibat dalam perang dagang dengan China, hubungan Perancis dan negeri Tirai Bambu ini malah semakin akrab. Ini dibuktikan dengan beberapa kerja sama yang dilakukan dua negara.

Salah satunya adalah kerja sama di bidang teknologi dan arsitektur. Pengembang asal China yang tidak disebutkan namanya, telah bermitra dengan Perancis dalam membangun sebuah kompleks ramah lingkungan di Hangzhou. Hal ini terungkap setelah sebuah megaproyek diluncurkan bulan lalu di Hangzhou.

Bangunan yang dinamakan FrenchDreamTowers ini dirancang oleh XTU Architecs dan menampilkan desain yang futuristik. Eksteriornya akan dihiasi dengan mikroalga di antara panel kaca pada fasadnya. Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran sangat kecil, yang hidup di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut. Mikroalga lazim disebut dengan nama fitoplankton.

Diluncurkan pada Juni, kompleks ini terdiri dari empat buah menara dan terintegrasi dengan sistem yang mampu mengontrol kualitas air, penyimpanan energi, dan sistem manajemen bangunan lainnya.

Pada bagian atap disediakan sebuah kolam berbentuk cekungan. Kolam ini berfungsi untuk menampung curah hujan. Vegetasi yang terdapat di sekitar kolam berperan untuk menyaring udara dan air hujan yang tercemar sebelum kembali ke atmosfer.

Rancangan ini akan mengoptimalkan penggunaan daya pada gedung, sehingga lebih hemat energi. Berbagai macam sayuran, bunga, bahkan ikan berkembang dalam lingkungan gedung ini dan terintegrasi ke dalam bangunan. “Atap yang luas menyiratkan gambaran arsitektur pagoda tradisional,” ungkap Anouk Lagendre, co-founder XTU Archtects.

Selain atap, bentuk fasad bangunan juga memperlihatkan tekstur lembaran kain saat dilihat dari kejauhan. “Secara keseluruhan, proyek ini terinspirasi dari mode pakaian Perancis, juga sejarah dan seni berkebun China. Bingkai kayu yang besar mampu menopang atap lantai, sekaligus menyorot kemampuan China dan Perancis dalam konstruksi kayu,” ungkap Legendre.

  • Share