Prop2GO

We've something nice for you
Please wait...

Kemegahan Pusat Kebudayaan King Abdulaziz Center for World Culture

Kemegahan Pusat Kebudayaan King Abdulaziz Center for World Culture

Prop2GO News - Pada 2007, biro arsitek Snohetta memenangkan sayembara mendesain dan membangun King Abdulaziz Center for World Culture. Hanya selang setahun, Snohetta langsung memulai konstruksi pembangunan. Penyelesaian pusat seni ini akan dirampungkan pada 2017.

Snohetta merupakan biro arsitek yang berdiri pada 1989 oleh Craig Drykers dan Kjetil Traedal Thorsen. Biro arsitek ini memiliki kantor di Oslo, Norwegia dan New York, Amerika Serikat. Selain itu, Snohetta juga memiliki kantor cabang di San Francisco, Amerika Serikat; Innsburk, Austria; Singapura, dan Stockholm, Swedia.

King Abdulaziz Center for World Culture berada di kota Dhahran yang berada di bagian Timur Arab Saudi.

Perusahaan minyak milik negara Saudi Aramco membiayai seluruh pembangunan King Abdulaziz Center for World Culture. Menurut laporan majalah bisnis Forbes pada 2015, Saudi Aramco merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas terbesar di dunia.

Kebetulan, pusat kebudayaan ini berada di kota yang sama dengan Saudi Aramco. Perusahaan ini menginginkan adanya museum, perpustakaan, bioskop, auditorium, ruang arsip, ruang eksebisi, dan lainnya. Pusat kebudayaan ini memang luas, mencapai 100.000 meter persegi. Auditorium memiliki 930 tempat duduk dan bisa digunakan untuk pertunjukan opera dan musik klasik.

Bangunan yang seluruh bagian permukaannya tertutup stainless ini memiliki sejumlah fitur unik percampuran teknologi baru dan lama, serta program interaktif dan pameran yang mampu menarik lebih banyak pengunjung dari segala usia. Lebih dari itu, bangunan pusat kebudayaan ini juga dilengkapi dengan LEED’s (Leadership in Energy and Environmental Design) berstandar internasional, yang mengukuhkan tempat ini sebagai salah satu contoh bangunan hemat energi di masa yang akan datang.

Sedangkan perpustakaan bisa menampung 200.000 buku. Pusat kebudayaan ini memang dirancang untuk pertunjukan, eksebisi, konferensi, dan event. Meskipun direncanakan usai pada awal 2017, namun King Abdulaziz Center for World Culture baru akan dibuka untuk umum pada semester kedua 2017.

“Museum dan fasilitas arsip akan terkoneksi dengan kehidupan kebudayaan, menjadi pusat dari masa lalu dan sebagai akar dari masyarakat tempat lokasi pusat kebudayaan ini berada,” ujar co-founder Snohetta, Kjetil Traedal Thorsen seperti dilansir oleh Dezeen.

Thorsen juga menyatakan kalau King Abdulaziz Center for World Culture ini akan menjadi landmark kebudayaan di kawasan regional, nasional, dan juga dunia.

Di balik arsitektur bangunan yang menawan, Pusat Kebudayaan King Abdulaziz ternyata juga punya visi yang sempurna di dunia pendidikan. Situs resmi Pusat Kebudayaan King Abdulaziz menulis, “Tempat dibangun dengan tujuan menyebarkan dampak positif yang nyata kepada masyarakat dunia, yang terfokus pada tiga hal, yaitu pengetahuan, kreativitas, dan membangin keterlibatan lintas budaya.”

Visi tersebut sejalan dengan inisiatif Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi yang ingin mengurangi ketergantungan negara pada satu sumbebr daya dan mencari masa depan teknologi yang bernilai tinggi. Ke depan pusat kebudayan ini diharapkan mampu memelihara lingkungan yang berkelanjutan, melahirkan generasi pemikir dan penemu kreatif.

 

  • Share